Mitos Virus Corona Yang Keliru dan Menyebar di Masyarakat
Jumlah orang dengan kasus positif terinfeksi novel coronavirus sampai saat ini terus meningkat dan bertambah setiap harinya. Di Indonesia saja, menurut data BNPB, sudah mencapai 9.000an kasus positif. Sedangkan di seluruh dunia, orang dengan Covid-19 ini sudah melebihi ratusan ribu kasus.
Melihat data ini pun, kita pasti sudah merasa resah dan khawatir dengan penyebaran virus yang sangat cepat.
Di Indonesia, situasi ini diperparah dengan beredarnya kabar – kabar yang menyesatkan mengenai Covid-19 sehingga membuat masyarakat menjadi tambah resah dan khawatir.
Tidak sedikit orang yang termakan oleh berita bohong atau hoaks yang beredar di media masa baik itu media online maupun media offline.
Sebagai masyarakat, kita tidak boleh menelan mentah mentah informasi yang kita dapat. Kita harus melakukan recheck terhada infomasi yang ada.
Agar Anda tidak termakan berita berita yang tidak jelas, simak beberapa mitos yang beredar beserta fakta yang sebenarnya mengenai virus corona ini.
6 Mitos Virus Corona Yang Beredar Di Masyarakat
Covid-19 Bisa Disembuhkan Dengan Bawang Putih
Mitos pertama yang beredar di masyarakat adalah bawang putih yang bisa menyembuhkan penderita covid-19.
Informasi mengenai ini pertama kali beredar di media sosial. Informasi tersebut menjelaskan cara mengolah bawang putih yang diklaim bisa menyembuhkan infeksi virus corona.
Namun faktanya, pakar vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas dan KOMINFO RI memastikan bahwa informasi tersebut adalah berita bohong atau hoaks.
Alasannya sangat sederhana sekali bahwa sampai saat ini belum ada obat maupun vaksin yang benar-benar teruji bisa membunuh perkembangan virus corona.
Hal ini diperkuat juga oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa vaksin dari jenis virus corona terbaru ini bisa ditemukan dalam jangka waktu sekitar 18 bulan ke depan.
Jadi, sudah dipastikan bahwa kandungan bawang putih ini belum teruji untuk membunuh virus corona.
Virus Corona Jenis Baru Dikembangkan di Laboratorium
Setelah penyebaran virus ini ke berbagai negara, beredar pula informasi bahwa virus corona ini dikembangkan atau dibuat di laboratorium di Tiongkok dengan tujuan tertentu.
Ini bisa dikatakan sebagai berita bohong karena faktanya sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjutkan kalau virus ini memang benar-benar dikembangkan di laboratorium Tiongkok.
Hal ini diperkuat oleh ahli virologi Tiongkok yang menyebutkan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan tidak memiliki dasar yang kuat. Selain itu, mereka menyebutkan bahwa manusia tidak bisa membuat sebuah virus.
Anak-Anak Kebal Terhadap Infeksi 2019-nCoV
Beredar pula sebuah berita bahwa anak-anak kebal terhadap infeksi dari jenis virus corona terbaru ini.
Berita ini pun sudah bisa dipastikan sebagai berita bohong yang tidak berdasar. Hal ini karena virus ini faktanya bisa menyerang siapa saja tanpa melihat jenis kelamin atau usia.
Dan data dari sebuah studi di Tiongkok pun menyebutkan bahwa dari 44.000 kasus Covid-19, sekitar 2,2 % adalah anak-anak dibawah usia 19 tahun.
Sehingga sudah dipastikan bahwa anak-anak pun tetap memiliki resiko terinfeksi virus ini walapun secara statistik datanya terbilang kecil.
Virus Corona Bisa Dibunuh Dengan Mengkonsumsi Kokain
Lagi-lagi media sosial menjadi media penyebaran berita bohong yang beredar di masyarkat. Berawal dari sebuah potongan video breaking news yang viral dan menyebutkan bahwa kokain adalah obat penawar dari covid-19.
Informasi ini cepat sekali menyebar terutama di Twitter dan facebook. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengobati atau pun mencegah infeksi virus corona jenis terbaru ini.
Sehingga, berita tersebut adalah berita bohong yang tidak boleh Anda percayai.
Barang Atau Paket dari Tiongkok Berbahaya
Selanjutnya adalah informasi yang menyebutkan bahwa barang-barang atau paket yang berasal Tiongkok bisa menjadi media penyebaran virus. Tentu saja hal ini menjadi pembicaraan di masyarakat karena tidak sedikit barang-barang yang digunakan berasal dari Tiongkok.
Faktanya hal ini hanyalah sebuah berita yang tidak benar karena menurut penelitian, virus corona tidak akan bertahan lama pada objek seperti surat atau paket.
Perlu diingat bahwa virus corona ini membutuhkan lingkungan yang spesifik untuk hidup seperti suhu, paparan sinar uv yang sangat minim dan juga kelembapan.
Sehingga bisa dipastikan barang atau paket tersebut tidak bisa menjadi media penyebaran virus.
Pengidap COVID-19 Dapat Diidentifasi Secara Akurat Dengan Thermal Scanner
Berita bohong selanjutnya adalah penggunaan thermal scanner yang dipercaya bisa mendeteksi pengidap covid-19.
Informasi ini tentu saja tidak benar. Yang benar adalah thermal scanner ini hanya bisa mendeteksi orang yang mengalami demam atau memiliki suhu diatas normal saja.
Alat ini tidak bisa mendeteksi orang yang terinfeksi dan belum mengalami demam. Hal ini karena pengidap covid-19 akan merasakan sakit dan demam dalam waktu antara 2 sampai 10 hari.
Kesimpulan
Itulah beberapa mitos atau informasi yang beredar di masyarakat yang tidak perlu Anda percayai.
Biasakan untuk tidak langsung mempercayai informasi yang Anda baca begitu saja. Anda harus membaca kembali informasi tersebut dari sumber yang lain.
Dan jika Anda merasakan beberapa gejala seperti demam, batuk dan sesak nafas, alangkah lebih baiknya Anda langsung memeriksakan diri ke dokter daripada berobat dari informasi-informasi yang hanya Anda baca di media sosial.
Jadilah masyarakat yang pintar dan kritis terhadap informasi yang diterima.